BUDAYA
MEMBACA, BUDAYA BERHARGA
DALAM
PENDIDIKAN BERKARAKTER
DI INDONESIA
Oleh
Miftahul
Huda
Abstrak: Lebih dari separuh abad Indonesia
merdeka dan eksistensi Indonesia dalam kancah negara-negara masih belum bisa
dikatakan berhasil secara signifikan. Ada satu hal yang perlu kita perhatikan,
agar bisa dipertimbangkan dalam kancah internasional secara mendalam, budaya
pendidikan di Indonesia perlulah mencakup kebiasaan membaca untuk
mencapai keberhasilan pendidikan Indonesia. Memiliki berbagai macam
budaya merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia,
namun itu seharusnya tidak dijadikan sebagai sebuah kebanggan saja, namun juga
dibarengi dengan ikhtiar untuk memajukan anak bangsa untuk dipercaya mengelola
dan menjaga budaya Indonesia hingga akhir masa. Budaya membaca merupakan budaya yang berharga yang menjadi salah satu
poin dalam pendidikan berkarakter. Apabila masyarakat tidak memiliki budaya
membaca, perlahan-lahan Negara akan mengalami ketertinggalan dari negara-negara
lain utamanya dalam hal pendidikan. Membaca merupakan
salah satu kegiatan dari suatu pendidikan, kegiatan ini dapat memberikan
manfaat yang kompleks, seperti informasi dan ilmu yang terkandung di dalamnya
serta dapat menambah bahasa yang belum diketahui, namun kondisi yang terjadi di
Indonesia sangat memprihatinkan, untuk mendapatkan suatu informasi masyarakat
lebih suka untuk menonton televisi dibandingkan membaca koran.
Kata
kunci: , Pendidikan Indonesia, Macam Budaya, Budaya Berharga, Manfaat yang Kompleks.
Pendidikan merupakan hal yang paling
penting dalam kehidupan sehari-hari, karena pendidikan merupakan ilmu yang
menuntun seseorang, tanpa pendidikan suatu negara tidak berarti apa-apa,
walaupun memiliki padat penduduk yang jumlahnya sangat tinggi, sumber daya
manusia dari suatu bangsa bukan modal fisik atau sumber daya material yang
merupakan faktor paling menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial
dan ekonomi suatu bangsa bersangkutan (Todaro, 1997).
Pembentukan dan pengembangan karakter dan intelektualitas peserta didik sangat penting dewasa ini. (Marzuqi, 2013: 56). Intelektual yang tinggi salah satu hal yang dibutuhkan, perlu dimiliki oleh seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Salah satu cara untuk mencapai intelektual yang tinggi adalah dengan gemar membaca. Gemar membaca, merupakan salah satu dari delapan belas poin yang ada pada pendidikan karakter. Oleh karenanya gemar membaca perlu untuk dikembangkan untuk dapat mencapai pada taraf budaya membaca, sehingga intelektual yang tinggi dapat dicapai dengan sendirinya dalam pendidikan berkarakter.
Pembentukan dan pengembangan karakter dan intelektualitas peserta didik sangat penting dewasa ini. (Marzuqi, 2013: 56). Intelektual yang tinggi salah satu hal yang dibutuhkan, perlu dimiliki oleh seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Salah satu cara untuk mencapai intelektual yang tinggi adalah dengan gemar membaca. Gemar membaca, merupakan salah satu dari delapan belas poin yang ada pada pendidikan karakter. Oleh karenanya gemar membaca perlu untuk dikembangkan untuk dapat mencapai pada taraf budaya membaca, sehingga intelektual yang tinggi dapat dicapai dengan sendirinya dalam pendidikan berkarakter.
Memiliki berbagai macam budaya merupakan
kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, namun itu seharusnya tidak
dijadikan sebagai sebuah kebanggan saja, namun juga dibarengi dengan ikhtiar
untuk memajukan anak bangsa untuk dipercaya mengelola dan menjaga budaya
Indonesia hingga akhir masa. Apabila masyarakat tidak memiliki budaya membaca,
perlahan-lahan Negara akan mengalami ketertinggalan dari negara-negara lain.
Tulisan
ini mencoba menyoroti mengenai budaya membaca dalam pendidikan berkarakter di
Indonesia. Untuk itu, dalam tulisan ini diuraikan berturut-turut mengenai konsep
budaya membaca, mengapa budaya membaca?, hikmah membaca, dan keberhargaan budaya
membaca berharga dalam pendidikan berkarakter di Indonesia.
KONSEP BUDAYA MEMBACA
Membaca
adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi selain dengan mendengarkan
dan melihat. Informasi yang didaptkan adalah informasi tertulis. Membaca perlu
ditekankan kepada setiap individu dejak dini, karena informasi yang paling
mudah untuk kita peroleh adalah melalui bacaan, baik koran, majalah tabloid,
buku-buku, internet, dan lain-lain.
Orang
yang menerapkan budaya membaca dalam hidupnya akan dipenuhi oleh informasi yang
up-to-date dan ilmu pengetahuan. Minimnya budaya membaca dikalangan remaja
indonesia perlu diperhatikan. Problema tersebut tidak bisa kita anggap remeh,
karena besarnya rasa cinta membaca dengan kemajuan. Artinya, suatu tingkatan
minat seseorang menentukan tingkat kualitas, intelektual serta wawasannya.
Kebiasaan membaca perlu ditingkatkan terutama kepada para remaja indonesia.
Dalam proses belajar mengajar, mustahil berhasil tanpa adanya “membaca”.
Membaca melatih kita untuk berfikir dan mendalami suatu
gagasan. Apabila sikap ini menjadi sebuah kebiasaan akan melahirkan kemampuan
untuk menyampaikan gagasan dan menemukan ide baru yang lebih baik. Namun
sayangnya sikap positif ini tidak didukung oleh media. Serangan promosi media
yang begitu gencar memikat masyarakat Indonesia terpikat pada sajian sinetron
dan film yang ada di TV. Menikmati sajian di TV memang sangat bermanfaat untuk
menghilangkan kejenuhan dan menyegarkan pikiran yang sumpek.
Namun jika dilakukan secara terus menerus, akan berakibat
pada ketergantungan terhadap TV. Kebiasaan ini membuat orang lupa waktu dan
mematikan sikap positif untuk melahirkan suatu gagasan baru di kehidupan
sehari-hari karena otak hanya terbiasa bekerja untuk menikmati latar
budaya suatu karya, bukan untuk menghasilkan karya. Inilah fenomena
yang mengandung bahaya laten bagi generasi bangsa.
Pada umumnya masyarakat Indonesia adalah
”diktator”, artinya yaitu studinya hanya mengandalkan diktat. Namun ada
pendapat ”Ketiadagairahan membaca dikalangan mahasiswa maupun pelajar bersumber
pada pendididkan yang tidak menanamkan antara lai pentingnya membaca sejak
sekolah dasar”. Selain itu ”Rendahnya mutu pendidikan di Perguruan Tinggi
disebabkan oleh pelajaran-pelajaran membaca sejak di Sekolah Dasar yang kurang
sanggup merangsang kegairahan murid-muridnya”. Ada lagi yang mengungkapkan
bahwa para sarjana dan cendikiawan termasuk para dosen kurang minat baca,
sehingga mempengaruhi mutu masyarakat ilmiah. Ciri masyarakat ilmiah itu
sendiri adalah harus banyak membaca.
Kebiasaan membaca adalah ketrampilan
yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan ketrampilan bawaan. Oleh
karena itu kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Bagi
negara-negara
berkembang aktivitas membaca pada umumnya adalah untuk memperoleh manfaat
langsung. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan
kurikulum sekolah atau Perguruan Tinggi. Buku sebagai media transformasi dan
penyebarluasan ilmu dapat menembus batas รข€“ batas geografis suatu negara,
sehingga ilmu pengetahuan dapat dikomunikasikan dan digunakan dengan cepat di
berbagai belahan dunia. Semakin banyak membaca buku, semakin bertambah wawasan
kita terhadap permasalahan di dunia. Karena itulah buku disebut sebagai jendela
dunia.
MENGAPA BUDAYA MEMBACA?
Judul di atas merupakan salah satu
pertanyaan yang timbul ketika saya ingin menulis artikel ini, hal ini karena
budaya membaca di indonesia masih sangat rendah. Baik untuk kalangan pelajar Sekolah Dasar, SMP, SMA,
dan bahkan Perguruan Tinggi membaca merupakan hal yang belum menjadi budaya.
Padahal membaca merupakan salah satu cara seseorang untuk dapat mendapatkan
ilmu atau untuk mencapai intelektual yang tinggi.
Saat ini kita sering mendengar bahwa
membaca adalah kunci keberhasilan di sekolah (Reading is the key to success in
school). Tetapi apakah kita memikirkan lebih dalam tentang makna dari ungkapan
tersebut? Tentu tidak. Mungkinn hanya sebagian kecil dari kita. Ungkapan ini
dibahas secara menarik dalam buku “The World Book Student Handbook” Chicago: World
book Enciclopedia, 1981. Dalam bab “Why is reading important (Mengapa Membaca
itu Penting)” dibahas tentang sekelompok guru di Amerika Serikat yang
mengadakan penyelidikan tentang murid sekolah dan problema belajar. Salah satu
kesimpulan mereka yang menarik adalah bahwa seorang murid yang tidak berhasil
dalam didan tertentu misalnya Matematika, masih bisa berhasil didalam bidang
studi yang lain, Tetapi seorang murid yang malas membaca, hamper selalu tidak
berhasil dalam semua bidang studinya. Hal ini perlu kita garis bawahi.
Mula-mula mereka merasa agak aneh, namun setelah disimak lebih jauh segera
mereka menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang ingin diketahui untk dapat
diketahui untuk dapat dimengerti harus dibaca. Seorang pelajar yang tidak
banyak membaca akan mendapat kesulitan dalam melanjutkan studinya, karena bila
ia nanti menjadi mahasiswa, hampir seluruh waktu studinya terserapuntuk
membaca. Oleh karena itu kita sebagai seorang pelajar harus memanfaatkan
perpustakaan yang ada di Sekolah dengan baik, Selain itu kita juga harus pandai
memanfaatkan waktu luang yang ada untuk membaca dan mencari informasi sebanyak
mungkin supayakita mendapatkan banyak pengtahuan entah itu dari membaca maupun
mendengar, karena semakin banyak membaca kita akan semakin tahu/banyak
pengetahuan. Ingatlah ”Waktu Adalah Uang (Time Is Money)”. Kesulitan membaca ini berlaku juga
pada seluruh kegiatan kegiatan manusia dalam masyarakat. Studi penelitian dan
semua jenis pekerjaan dan kegiatan lain memerlukan bacaan untuk dimengerti dan
dimanfaatkan.
Instruksi-instruksi
dan pedoman-pedoman harus dibaca untuk dilaksanaka secara efektif sesuai
tujuannya The simple jobs require some reading. Demikianlah pentingnya
minat baca.Tidak hanya untuk pendididikan pribadi, tetapi juga untuk kegiatan
dalam pembangunan bangsa.
HIKMAH MEMBACA
Kepuasan lebih, membaca memberikan kepuasan yang
jauh melebihi menonton TV. Meskipun banyak cerita film diangkat dari kisah
suatu novel, tetapi kepuasan membaca ceritanya di novel akan lebih nikmat
daripada menonton filmnya di TV. Hal ini karena membaca membuat imajinasi kita
hidup, sedangkan menonton TV praktis justru mematikan imajinasi. Menonton TV
kurang memuaskan karena selain banyak iklannya juga membuat penontonnya pasif,
sementara membaca membuat pikiran pembacanya aktif dan kepuasannya tidak
terganggu oleh tayangan iklan. Dengan membaca, kita mengaktifkan pikiran
sehingga apa yang kita baca terkesan hidup dalam imajinasi. Kita pun akan jauh
lebih mudah memahami cerita yang kita baca dari buku karena kita bisa secara
mudah mengulangi bagian mana yang kurang kita pahami. Hal ini tidak
memungkinkan kalau kita menonton TV. Kegiatan membaca jelas lebih bermanfaat
daripada menonton TV. Namun ironisnya kita justru sering menghabiskan waktu
secara percuma di depan si mata satu tersebut.
Dr.
Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya, La Tahzan
mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu di antaranya sebagai
berikut: (1) membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan. (2) ketika sibuk
membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan. (3) kebiasaan membaca,
membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan
tidak mau bekerja. (4) dengan sering membaca, orang bisa mengembangakan
keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. (5) membaca membantu mengembangkan
pemikiran dan menjernihkan cara berpikir. (6) membaca meningkatkan pengetahuan
seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman. (7) dengan membaca, orang
mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan
pemahaman para sarjana. (8) dengan sering membaca, orang mengembangkan
kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk
mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup. (9) membaca
membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan
menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia. (10) dengan sering membaca, orang
bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat,
lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan
untuk memahami apa yang tertulis diantara baris demi baris
(memahami apa yang tersirat).
MENGAPA BERHARGA DALAM PENDIDIKAN BERKARAKTER DI
INDONESIA
Budaya membaca merupakan budaya yang berharga dalam pendidikan
berkarakter di indonesia, karena minat baca masyarakat indonesia masih sangat
rendah. Gemar membaca menjadi salah satu dari delapan belas poin yang ada dalam
pendidikan karakter. Merespon budaya baca yang rendah, pemerintah dengan
kurikulum 2013-nya mencoba untuk menekankan pembelajaran dengan kegiatan
membaca dan menulis. Namun, dengan kurikulum itu masih tidak cukup untuk
membuat atau mengubah kebiasaan masyarakt indonesia yang masih sangat rendah
minat bacanya yang kemudian berdampak pula pada tingkat intelektual yang rendah
pada masyarakat indonesia serta ketertinggalannya Indonesia dengan
negara-negara lain.
Suatu asumsi menyatakan budaya membaca lebih penting
daripada sekolah dalam tujuan mencapai kesuksesan. Suka membaca tanpa
bersekolah masih berpeluang dalam mencapai kesuksesan, karena membaca membuat
pola piikir kita luas dan tajam. Meningkatkan tingkat kreatifitas kita dalam
bekerja, menciptakan lapangan pekerjaan dan juga pendidikan guna mencapai
kesuksesan. Sedangkan tidak suka membaca tapi bersekolah, peluang untuk
mencapai kesuksesan lebih kecil, banyak lulusan kuliah yang menjadi seorang
pengangguran karena minat bacanya yang rendah.
Maka dari itu membaca sangatlah penting bagi semua umur.
Dari umur ketika kita mulai bisa membaca sampai kita tuapun kita haruslah terus
menerapkan budaya membaca. Budaya membaca sangat bermanfaat untuk memperdalam
ilmu pengetahuan baik itu dari sekolah maupun dari luar sekolah, karena kita
hanya dapat 25% dari sekolah dan sisanya itu kita peroleh sendiri. Dengan
membudayakan budaya membaca sejak dini membuat kita tahu akan dunia diluar
rumah kita tanpa harus keluar dari rumah.
Karena itu, budaya membaca merupakan budaya yang berharga dalam hal
pendidikan berkarakter di Indonesia.
Pendidikan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan dan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu kemajuan suatu
negara, dan membaca merupakan salah satu pendidikan yang harus sering dilakukan
oleh masyarakat Indonesia, karena dengan membaca akan memberikan manfaat yang
banyak bagi pembacanya, seperti pengetahuan atau ilmu yang belum diketahui
pembaca, dengan membaca pembaca akan mendapatkan ilmu atau pengetahuan yang
tertera dibuku yang di bacanya. Akan tetapi fakta yang terjadi pada masyarakat
Indonesia sebagian besar lebih memilih menonton televisi daripada membaca koran
atau lainnya untuk mendapatkan suatu informasi, karena media televisi lebih
menarik, lebih atraktif, bersifat audio-visual dan lebih efisien daripada media
cetak. Hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah, bahwasanya dengan
meninggalkan budaya membaca akan menimbulkan penurunan pengetahuan masyarakat
Indonesia dan dapat berimbas ke kualitas suatu negara, sehingga diperlukan
suatu setrategi supaya masyarakat Indonesia tertarik dalam membaca.
PENUTUP
Membaca merupakan salah satu cara untuk mendapat
informasi, menambah wawasan, Ilmu pengetahuan, dan intelektual yang tinggi yang
merupakan salah satu tujuan dari adanya pendidikan berkarakter di indonesia.
Budaya di Indonesia memanglah sangat banyak, akan tetapi budaya membaca adalah
merupakan salah satu budaya yang harus ada dalam pendidikan berkarakter di
Indonesia. Mengigat masih rendahnya minat membaca dari pelajar di Indonesia.
Tanpa adanya budaya membaca, semakin lama indonesia akan menjadi negara yang
tertinggal diantara negara-negara lain. Segala
sesuatu yang ingin diketahui untuk
dapat diketahui untuk dapat dimengerti harus dibaca, karenanya membaca merupakan kegiatan penting yang
harus dilakukan untuk mencapai intelektual yang tinggi. Banyak hal positif yang
akan kita dapati ketika kita membudayakan budaya membaca, utamanya dalam
perkembangan pendidikan berkarakter di Indonesia.
Kenyataan ini perlu menjadi bahan evaluasi, mengingat
masih rendahnya minat baca pada pelajar-pelajar di pendidikan Indonesia. Untuk
membudayakan budaya membaca, dpat dilakukan dengan berbagai hal. Diantaranya
dengan menyediakan waktu membaca untuk membiasakan diri pada kegiatan membaca. Guru
mengusahakan pada tiap bab yang diajarkan siswa membuat ringkasan materi.
Dimurahkannya harga buku oleh subsidi pemerintah. Para pengajar dalam
pendidikan membuat situs, blog atau semacamnya yang berisi mengenai ilmu
pengetahuan yang diajarkan untuk memudahkan para peserta didik mengakses materi
pelajaran, mengingat eksistensi dunia maya pada zaman sekarang ini untuk
mencari informasi. Pemerinntah membuat situs-situs untuk download e-book.
Daftar Pustaka
mencerdaskan.html diakses 21 desember 2013.
21
desember 2013.
budaya-indonesia/ diakses 21 desember 2013.
APUS&&nomorurut_artikel=148 21 diakses desember 2013.
desember
2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar